Selasa, 16 September 2008

LITERASI INFORMASI : SEBUAH PROSES MENANGANI INFORMASI

Pendahuluan

Dampak dari perkembangan teknologi informasi adalah mengakibatkan ledakan informasi, setiap orang dapat menerima informasi apa-pun, kapan-pun dan dari mana-pun tanpa batas. Untuk itu setiap orang perlu mempunyai pengetahuan dalam mencari dan memperoleh informasi yang mereka terima supaya bisa memenuhi kebutuhannya. Agar proses pemenuhan kebutuhan akan informasi berhasil dengan baik baik, maka sangat perlu seseorang memahami tentang literasi informasi (information literacy) yang juga diartikan kemelekan informasi.
Banyak definisi tentang literasi informasi digunakan oleh para pakar, dalam pengertian yang sederhana, literasi informasi sebagai kemampuan untuk mengakses, menilai dan menggunakan informasi dari berbagai sumber. Dan dari banyak pengertian lainnya, dilihat dari segi peningkatan ketrampilan literasi informasi dasar dengan cara yang canggih dalam memahami serta menggunakan informasi dengan mengetahui bagaimana mentukan lokasi informasi serta mengaksesnya dan mengetahui bagaimana memahami serta menggunakan informasi tersebut.

Pembahasan
Bersumber dari Information Skills in the School. Ryde: Departemen of Education, 1989, halaman 8 tentang The Information Proses, tahap-tahap ketrampilan literasi informasi yang harus dimiliki oleh pencari informasi melalui proses : Mendefinikan informasi ; Menempatkan lokasi informasi ; Memilih Informasi ; Mengorganisasi Informasi ; Mempresentasikan Informasi ; dan Mengases Informasi
Selanjutnya dalam paparan pembahasan penulis akan membahas proses informasi di atas yang menjadi fokus pembahasannya sesuai dengan topik yang diberikan sebagai tugas dalam makalah ini.

1. Mendefinikan informasi
Mendefinisikan informasi disini dimaksudkan adalah bagaimana kita dalam mencari informasi dapat benar-benar mengetahui apakah informasi yang dicari itu adalah yang dibutuhkan untuk menjawab dan membantu dalam menyelesaikan tugas atau keperluan akan suatu informasi. Untuk itu diperlukan ketrampilan dan kemampuan untuk benar-benar mengetahui apa kegunaan informasi itu bagi pencari informasi sehingga tidak sia-sia namun informasi itu akan bermanfaat baginya. Oleh karena itu perlu dipertanyakan sebelum mengambil keputusan mengapa membutuhkan informasi tentang sesuatu tersebut sehingga memunculkan alasan yang tepat.
Mendefinisikan informasi, dalam model literasi informasi lain sering pula dilaksanakan dalam proses pengidentifikasian informasi dimana dalam proses ini pencari informasi harus mampu memberi definisi dan mengidentifikasikan topik atau subyek, menentukan dan memahami sasaran penyajian, menetapkan format yang sesuai dengan rencana yang dipikirkan. Mengetahui masalah yang penting dengan mendasarkan pada analisis parameter dan merumuskan jawaban atas permasalahannya dengan solusinya. Dengan demikian dapat menentukan semua kemungkinan berdasarkan sumber-sumber yang tersedia.

2. Menempatkan lokasi informasi
Pertanyaan bagi semua pencari informasi pada saat membutuhkan informasi adalah dimanakah saya dapat menemukan informasi yang saya butuhkan ? bagaimana saya mengetahuinya ? maka pengetahuan dalam mengidentifikasi berbagai jenis sumber informasi perlu dipahami oleh pencari informasi untuk mengetahui dimana informasi tersebut dapat ditemukan kembali.
Dengan menempatkan lokasi sumber yang sesuai dengan topik atau subyek maka akan mudah menemukan informasi yang sesuai tersebut. Dan juga dalam kegiatan menempatkan lokasi ini adalah pengetahuan apa saja sumber-sumber informasi tersebut dan adalah sarananya untuk dapat menemukan informasi itu perlu dipahami bagaimana cara menggunakannya oleh pencari informasi.
3. Memilih Informasi
Proses memilih informasi ini dilakukan dengan cara pencari informasi memilih informasi yang relevan, sehingga informasi yang dibutuhkan akan dapat digunakan tidak membiarkan informasi. Pencari informasi menentukan sumber mana yang sesuai atau tidak, terlalu mudah dan terlalu sulit. Informasi yang di dapat apakah bisa dipercaya ? Dan pencari informasi dapat mencacat informasi yang relevan dengan cara membuat catatan atau membuat rekaman dan pengorganisasian visual seperti grafik, bagan, carta, dan lain-lain yang sesuai dengan kebutuhan.

4. Mengorganisasi Informasi
Informasi yang beragam dan bermacam-macam perlu dipilah-pilah sehingga dapat dibedakan antara fakta, pendapat, gosip atau informasi sampah sehingga nantinya dapat digunakan informasi itu dengan baik. Pencari informasi yang paling tahu tentang kecukupan informasi yang akan digunakan, apakah akan menggunakan semua informasi yang ada atau tidak.
Informasi dapat digabungkan untuk dari berbagai sumber yang tidak sama. Dengan pembelajaran dapat mengecek ada tidaknya bias dalam sumber, mengatur informasi yang diperoleh dalam urutan yang logis dan menggunakan pengorganisasian visual untuk membandingkan atau membuat kontras informasi informasi yang diperoleh.

5. Mempresentasikan Informasi
Pada proses ini, pencari informasi telah mendapatkan apa yang diperoleh informasi dan setelah berasimilasi, maka dapat berbentuk informasi baru yang dapat disebarluaskan dalam format yang berbeda dari aslinya. Oleh sebab itu
Kini dibutuhkan cara bagaimana memberikan informasi itu dengan mempraktekkan aktivitas penyajian dengan berbagai informasi dengan orang lain atau pihak yang sesuai.
Mempresentasikan disini berarti pula memaparkan informasi dalam format yang tepat dan menyusun informasi dengan menggunakan peralatan yang sesuai kepada siapa informasi ini disampaikan sehingga menarik perhatian. Bila informasi ini dapat disampaikan dengan mudah dan jelas kepada penerimanya berarti berhasil. Untuk itu diperlukan pula ketrampilan dan kemampuan dalam berkomunikasi, berhubungan dengan orang dan mempromosikan akan sesuatu informasi.

6. Mengases Informasi
Dengan mengases informasi, kita dapat menilai apa yang harus dipelajari dari informasi ini, dalam setiap tahap dari proses informasi dapat menerima masukan dari orang lain atau audien dimana informasi ini disampaikan sehingga kita mendapatkan tanggapan asesmen dari suatu karya yang dihasilkan. Dan untuk merefleksi seberapa jauh keberhasilan yang telah mereka lakukan, sehingga dapat menentukan apakah masih diperlukan ketrampilan baru dan dapat mempertimbangkan apa yang dapat dilakukan lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Dari penjelasan secara singkat mengenai proses informasi dalam literasi informasi di atas maka dapat kita kaitkan dengan kegiatan pencari informasi dalam hal ini tentunya dalam dunia pendidikan yaitu siswa atau mahasiswa didalam proses pembelajarannya dibutuhkan kemandirian atas pemahaman informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan studi yang ditempuh. Untuk memahami informasi secara cepat, tepat dibutuhkan suatu bentuk ketrampilan.
Dengan ketrampilan literasi informasi yang dimilikinya, maka siswa dan mahasiswa dapat:
 Sadar dan mengetahui akan kebutuhan informasinya dan secara aktif mengikuti perkembangan informasi.
 Menumbuhkan rasa percaya diri dalam kemampuan memecahkan masalah dan tahu informasi yang relevan dengan hal itu.
 Mampu mengelola dan mengakses perangkat teknologi dan berkomunikasi,
 Mampu bekerja sama dengan nyaman dalam situasi dimana terdapat jawaban jaman atau perbedaan.
 Memegang teguh dengan standar yang tinggi dalam pekerjaannya serta menciptakan produk yang berkualitas.

Selain itu, dalam literasi informasi ketrampilan yang mestinya dimiliki oleh pencari dan pengelola informasi dapat pula mengenal kebutuhan informasi dengan :
1. Mengetahui cara menguasai gap informasi.
2. Membangun strategi pencarian informasi.
3. Menemukan dan mengakses informasi
4. Membandingkan dan mengevaluasi informasi
5. Mengorganisasikan, mengaplikasikan, dan mengkomunikasikan informasi
6. Mensistesis dan menciptakan informasi.

Ketrampilan-ketrampilan tersebut diatas harus ditunjang dengan ketrampilan pokok yang perlu dimiliki siswa atau mahasiswa yaitu kerampilan dasar tentang pemberdayaan perpustakaan dan pengetahuan serta penggunaan teknologi informasi. Karena perkembangan jaman yang demikian dinamis dan sangat cepat hanya bisa diikuti dengan penguasaan literasi informasi yang didukung oleh teknologi informasi. Dengan demikian urgensi pembekalan kemampuan literasi di lingkungan pendidikan utamanya di perguruan tinggi menjadi tidak bisa ditunda-tunda lagi agar menciptakan generasi yang literat.

Penutup

Melek informasi dapat diraih dari berbagai macam sumber dan bentuk. Kita bisa meraih berbagai macam informasi dari bangku sekolah atau kuliah, diskusi dan seminar, koran, majalah, bahkan pada percakapan sederhana yang tercipta dari dua orang yang saling berinteraksi satu sama lain. Informasi yang tersaji juga dapat diterima dalam berbagai bentuk, seperti bentuk tercetak misalnya buku teks, majalah, indeks, abstrak, buku rujukan, buletin, dan sebagainya. Dalam bentuk elektronik, dapat ditemukan pada internet, file digital, rekaman suara, bahkan dalam bentuk mikro seperti microfilm dan microfische.

Literasi informasi bukanlah hanya sekadar tahu mengenai berita-berita artis dalam dan luar negeri, dan bukan pula melek hanya terhadap trend-trend baru gaya berpakaian. Tetapi yang lebih diterapkan di sini adalah menyerap informasi yang berujung pada penambahan pengetahuan dan pemanfaatan pengetahuan itu sendiri. Pengetahuan ini bisa didapat dari berbagai bidang seperti bidang kedokteran, fisika, geografi, bahasa, kesenian, ekonomi, sosial, politik, bahkan hingga bidang pertahanan dan keamanan. Informasi yang didapatkan dari berbagai macam bidang ini, diharapkan dapat menambah khazanah pikiran manusia yang dapat dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup manusia kelak. Dengan kata lain, seseorang baru bisa dikatakan benar-benar mengerti literasi informasi apabila ia dapat memahami dan mengaplikasikan informasi yang ia dapatkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pembentukan generasi literat harus ditanamkan mulai usia dini (masa-masa prasekolah dan sekolah) hingga akhirnya usia dewasa. Sebab, generasi muda yang telah terbiasa dengan ‘melek informasi’ dapat dijadikan andalan kuat dalam membangun sebuah bangsa yang maju kelak. Hal ini dapat dipertegas dengan melengkapi berbagai sumber informasi yang ada pada tiap-tiap perpustakaan hingga pencanangan gerakan literasi informasi pada program belajar mengajar di sekolah dan perguruan tinggi..


















Sumber Bacaan



Bhandary, Krishna Mani - Librarian, TUCL. Information Literacy and Librarian's
Role. Sumber: http://www.tucl.org.np/infliteracy.htm

Information Literacy Models and Ainquiry Learning Models.
Sumber: http://ictnz.com/infolitmodels.htm.

Literasi Informasi
Sumber:http://yeni051187.multiply.com/journal/item/6/Information_liter acy_and_how_to_create_a_literate_generation_survival_ways_to_face_the_globalization_of_information

Sulistyo-Basuki, Kemelekan Informasi (Information Literacy) bahan kuliah.

The Big 6: Information Problem Solving Model
Sumber:http://www.librarianonfire.com/projects/informationliteracy/big6_presentation2.htm

The information process.
Sumber: http://www.neutralbayp.schools.nsw.edu.au/library/infoproc.htm
The Information Process – Checklist
Sumber: http://www.asla.org.au/pubs/ws/accommat2.htm

Tidak ada komentar: